SERUAN: GEN Z dan Milenial #BersamaLawanCorona

Anak Muda Harapan di Tengah Wabah Corona

Ini adalah tanggapan atas pernyataan sikap PBB yang begitu histerisnya disampaikan oleh kepala PBB sendiri. Teknokrat yang histeris ini mengklaim sedang menangani pandemi CORONA dengan meyakinkan kita bahwa untuk menekan pandemi kita memerlukan sebuah “perang ekonomi” di berbagai bidang dari negara-negara besar dunia. Ia menyerukan perang antar negara dalam bentuk ekonomi dimana akan lebih banyak persaingan yang melibatkan pekerja untuk melayani kepentingan pasar menaikkan penjualan yang telah goyang akibat virus SARS Corona yang menakutkan.

Saya hanya berkata: brengsek!

Video ketua PBB ini bisa dilihat: https://www.youtube.com/watch?v=40UyJdTtBJM

Oleh karenanya Dekomposisi menulis mengenai hal ini untuk menindaklanjuti sikap PBB itu. Dalam beberapa waktu, kami telah mengamati bahwa virus corona tidak menyurutkan keinginan untuk berkumpul dari anak-anak muda yang ingin membantu masyarakat: mulai dari pengumuman sumbangan dan aksi sosialisasi mengenai corona di tempat publik pun berjalan, dimana aksi anak-anak muda ini menuai represi dari pihak kepolisan. Bukan hanya itu, keinginan berkumpul juga ditunjukkan dari banyak tempat makan dan nongkrong yang belum sepi dari kedatangan anak muda di dalamnya. Ini adalah tampilan yang mengejutkan di tengah kepanikan banyak oraang tua yang mengalami kepanikan menyerbu indomaret dan pasar untuk menyetok barang kebutuhan dasar dan obat-obatan. Ini adalah bibit pembangkangan sipil, tindakan tak bertanggung jawab, dan tolakan bekerja sama atas himbauan pemerintah yang menggencerkan kampanye kerja di rumah dan tetap stay di rumah. Selain itu saya sendiri pun dan beberapa kawan kampus dan sekitarnya masih sering berkumpul untuk ngobrol juga menghilangkan jenuh di rumah. Namun, dalam strategi penaklukan waktu, kampus masih diaktifkan melalui pertemuan online untuk merepotkan (baca: mengisi) waktu anak-anak muda yang tak bisa datang ke kampus.

1247754669

Anak muda mengabaikan rasa takut yang dipromosikan oleh pemerintah dan menikmati diri mereka sendiri sementara orang tua mereka berdiri ngeri di depan penyebaran virus corona. Mudah untuk mengutuk perlakuan anak muda layaknya orang tua mereka yang memarahi dan protektif melarang mereka pergi keluar. Namun saya tak akan ikut andil dalam kutuk-mengutuk dan rasa takut yang histeris ini, karena: Jika anak muda masih bisa memutuskan untuk keluar dari rumahnya di tengah wabah, mengapa mereka tidak bisa memulai pertarungan demi masa depannya di seluruh Indonesia?

Anak-anak muda memiliki pengaruh dimana ia lebih tak rentan pada penyakit virus corona ketimbang orang yang sudah berumur tua. Mereka juga adalah angkatan baru yang akan dijual menjadi komoditi segar di pasaran ketika Indonesia mengalami regenerasi berlipat ganda dalam bonus demografi. Anak muda memiliki keberanian, semangat dan hasrat untuk mempertarungkan masa depannya menentang penguncian serta menyerukan pengurangan waktu kerja dengan kenaikan upah termasuk didalamnya. Anak muda dapat menunjukkan dalam jumlah besar kepada masyarakat bahwa mereka menginginkan kepastian dari pemerintah berupa jaminan untuk kebutuhan dasar seluruh masyarakat di tengah pandemi. Sebuah usaha yang akan membuat politisi dan birokrat tua kita, dimana mereka lebih rentah terhadap penyakit, berfikir ulang mengenai kebijakan lockdown.

Bukan Nekat, Tapi #BersamaLawanCorona

Apakah anak muda kebal terhadap penyakit? Tentu saja tidak, namun kerentanan atas penyakit umumnya terjadi di usia yang lebih tua. Bukan berarti seruan ini mengajak kawan-kawan muda untuk tak memperitungkan resiko dan antisipasi penyakit: namun kita bisa melihat kekuatan sekaligus bukti bahwa anak muda penting di saat-saat seperti ini dengan menengok jumlah relawan muda yang ada di sistem medis. Jika warga negara yang lebih tua menginginkan kerja sama dengan warga yang lebih muda, para politisi tua yang duduk berkuasa di bangku jabatannya harus bersedia secara adil memenuhi kebutuhan ekonomi kita semua dengan memberlakukan:

  1. Menurunkan harga sewa rumah: dengan menanggung beberapa persen harga kost-kostan atau kontrakan.

Masyarakat membutuhkan tempat berlindung. Di tengah wabah corona yang menyebar ini orang-orang tak berumah dan perantau di suatu kota akan sangat rentan terkena virus karena tak memiliki atau berpindah-pindah rumah.

  1. Tunda penagihan hutang terkait lembaga peminjaman uang.

Segalanya membutuhkan uang, termasuk kebutuhan hidup dan item kesehatan. Seruan penundaan tagihan ini adalah cara untuk mempertahankan akses kebutuhan hidup sementara masyarakat.

  1. Semua proyek penggusuran harus dihentikan apapun status tanahnya.

Masyarakat membutuhkan ruang untuk memudahkan social distancing, sebuah ruang dimana kita tak harus hidup dengan jangkauan gerak yang semakin padat karena digusur. Ini syarat yang harus dipenuhi untuk mengurangi kepadatan tempat tinggal di tengah wabah corona.

  1. Data dan Keluarkan Narapidana dari Penjara.

Dalam artian ini, orang yang dianggap bersalah oleh hukum harus tetap tinggal di rumah secara sementara karena kepadatan dalam penjara akan mengancam kesehatan mereka.

Darimana uang untuk semua tanggungan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat?

Mengingat TNI-POLRI bersama kami di slogan iklannya selama ini, maka kami akan membantu mereka membuktikan hal itu kepada masyarakat dengan:

  1. Demobilisasi Militer

Usaha yang akan mencangkup pemotongan anggaran militer untuk menambah anggaran lain di bidang kesehatan serta kebutuhan dasar masyarakat yang akan segera ditanggung pemerintah. Karena kami lebih membutuhkan 5 hal ini ketimbang persenjataan untuk berperang.

Generasi milenial dan Gen Z bukanlah mereka yang tak memiliki rencana untuk masa depan mereka seperti yang disuarakan beberapa media dengan perubahan sistem kerja menjadi lebih fleksibel dan tak pasti oleh industri/perusahaan. Ini harus dipertimbangkan secara serius, kami menyerukan aksi jalanan dalam jumlah yang cukup besar untuk memaksakan tuntutan di atas kepada mereka para boomer stagnan yang bandel karena merasa ini masih era mereka.

 

Sementara Dunia

Kami juga melakukan spekulasi atas situasi yang terjadi akibat corona dan menemukan prediksi ini untuk perekenomian dunia, komentar dan diskusi disarankan dalam kolom dibawah untuk menambahkan beberapa poin yang mungkin juga akan terdampak pada perekonomian dunia akibat shutdown yang dilakukan corona, setidaknya ada 3 implikasi virus yang perlu diselidiki disini:

  1. China akan secara jelas melampaui AS sebagai raksasa ekonomi dunia, ini tidak akan mengejutkan apabila kita melihat kata per kata yang diucapkan oleh kepala PBB diatas mengenai perang ekonomi yang harus disambut menurut mereka.
  2. Dampak ekonomi yang terjadi akibat kemunculan wabah corona ini tidak dapat disebut secara simpel sebagai depresi ataupun resesi. Karena keduanya memiliki logika yang berbeda dan cukup dapat diperkiraan oleh ekonom, namun kami tak memiliki istilah yang tepat untuk menyebut gangguan administratif yang melanda negara karena melakukan usaha pengendalian pada pandemi corona ini. Terlebih lagi kita tidak mengetahui dampak dari lockdown sebagai metode pengendalian dengan mengunci suatu daerah tertentu dimana akumulasi kapital tak terkendali atas banyak produks diakibatkan oleh kepanikan orang-orang yang ingin menyetok kebutuhan hidupnya, namun menganggur karena pabrik atau kantor lumpuh tak beroperasi sebagai lini produksi.
  3. Jika kebijakan fiskal sudah hampir mati sebelum terjadinya pandemi corona ini, maka kita tengok Amerika Serikat sudah menggelontorkan begitu banyak uang sampai-sampai mereka mengalami defisit satu triliun US dollar, dengan tingkat suku bunga mendekati nol – kemungkinan alat atau fitur keynesian ini tidak dapat digunakan sebagai alat pemulihan krisis yang terjadi akibat penguncian administratif yang mewabah bersama datangnya corona. Namun bukan berarti AS tidak akan menemukan jalan keluar, dengan catatan jalan keluar yang harus mereka temukan haruslah unik dalam situasi seperti ini.

Silahkan tambahkan perkiraan kamu di kolom komentar untuk membantu sesama kita mendiskusikan perkembangan situasi dan tawaran langkah apa yang bisa dieksplorasi selain paksaan atas pemerintah diatas.

***

Jika wabah lockdown ini menyebar seiring dengan naiknya korban karena penyebaran virus, maka dalam jangka waktu lama, karena pekerjaan libur juga karenanya, pada titik tertentu orang-orang harus memilih untuk membayar tagihan sewa rumah atau membeli pangan. Kami mendorong semua pihak yang tak memiliki tanah dan rumah pribadi untuk mogok bayar sewa kos-kosan atau kontrakan yang mereka diami, dan dengan menggalang persatuan antara pemilik kos/kontrakan dengan penyewa rumah menuntut pemerintah memberikan anggaran khusus darurat untuk pembayaran sewa.

MASYARAKAT BUTUH KOMUNITAS, BUKAN LOCKDOWN DAN BATAS!

Leave a comment